Safari Ramadhan 1446 Hijriah diselenggarakan usai sholat tarawih di Masjid Al-Amin Dusun 3 Kampung Tanjung Kuras pada Selasa, 04/03/2025. Turut hadir Sekcam Sungai Apit, Kerani beserta Perangkat Kampung, Kasi PMK, Kasi Trantib, Staff Kantor Camat, Satpol PP serta masyarakat dusun 3 Kampung Tanjung Kuras.

Gambar 1. Sambutan Sekcam Sungai Apit

Adapun yang menjadi Muballigh dalam kegiatan ini ialah H. Zakaria, beliau juga merupakan Ketua MUI Kecamatan Sungai Apit. Dalam tausiahnya, beliau menyampaikan akan pentingnya nikmat syukur. Islam mengajarkan tentang salah satu sikap yang sangat penting bagi umat manusia yakni bersyukur. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an surah Ibrahim : 7

وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Gambar 2. Mubaligh menyampaikan kajian Islami terkait syukur

Beliau menceritakan kisah seorang sahabat Nabi yang zakatnya ditolak oleh Allah SWT yakni Tsa’labah bin Hathib. Ia merupakan Sahabat Nabi yang taat beribadah. Selain itu, ia  tekun dalam mendirikan sholat dan menghadiri majelis Rasulullah SAW. Namun, Tsa’labah memiliki kehidupan yang susah, bahkan pakaiannya pun dikenakan bergantian dengan sang istri saking miskin dan keterbatasan harta.

Oleh karena itu, tak jarang Tsa’labah meminta untuk di do’akan agar menjadi orang kaya ketika bertemu Rasulullah. Akan tetapi, Rasulullah mengatakan “sesungguhnya harta yang sedikit yang disyukuri itu lebih baik dari pada harta banyak yang tidak bersyukur.” Rasulullah SAW menolak mendoakan Tsa’labah agar ia bisa mensyukuri atas rezeki yang dimilikinya.

Tsa’labah sering menemui Rasulullah SAW, hingga suatu ketika ia berjanji kepada Rasulullah, jika ia dikaruniai harta melimpah maka akan memberikan hak-hak kepada yang berhak. Akhirnya, Rasulullah mendoakan Tsa’labah agar diberi harta yang melimpah, lalu beliau memberikan sepasang kambing yang pada akhirnya berkembang sangat pesat.

Tsa’labah mulai sibuk dengan aktivitas barunya hingga sering melewatkan majelis dan sholat berjamaah. Ketika diminta untuk menunaikan zakat, ia tidak bersedia memberikannya bahkan malah menghina. Kemudian Allah menurunkan wahyu surat At-Taubah : 75-76

وَمِنْهُمْ مَّنْ عَاهَدَ اللّٰهَ لَئِنْ اٰتٰٮنَا مِنْ فَضْلِهٖ لَـنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُوْنَنَّ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ. فَلَمَّاۤ اٰتٰٮهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ بَخِلُوْا بِهٖ وَتَوَلَّوْا وَّهُمْ مُّعْرِضُوْنَ

“Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang saleh. Ketika Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang (kebenaran).”

Mengetahui hal tersebut, Tsa’labah segera menghadap Rasulullah SAW membawakan zakatnya, akan tetapi Rasulullah SAW tidak menerima zakatnya karena Allah melarang hal tersebut.

Gambar 3. Antusiasme warga Dusun 3 dalam mendengarkan kajian

Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk selalu bersyukur dalam segala kondisi, baik itu saat senang maupun susah. Kisah ini memberikan pembelajaran tentang bagaimana menghargai setiap anugerah yang diberikan oleh Allah, baik yang besar maupun yang kecil.

Penulis : Pewarta Warga Mi

 

Bagikan Berita