Pengurus Masjid Al-Muhajirin gelar pengajian sambut Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW pada Sabtu, 25 Januari 2025 bertepatan dengan 25 Rajab 1446 H ba’da Shalat Isya di Masjid Al-Muhajirin.
Isra Mi’raj merupakan peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam semalam yang menjadi peristiwa penting bagi umat Islam. Perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa di Yerussalem dan dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha (menerima perintah untuk menjalankan ibadah salat wajib lima waktu). Peristiwa ini terjadi pada 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.
Kegiatan ini dimulai dengan pembacaan Kalam Ilahi oleh saudara Anugrah Riadi dan dilanjutkan dengan sambutan Pengurus Masjid Al-Muhajirin.
Dalam sambutannya, Pengurus Masjid Al-Muhajirin, Lozet menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk memperingati bagaimana Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW sekaligus diteladani.
“Dengan adanya kegiatan ini kiranya mampu mempererat silaturahmi antar sesama. Hendaknya kita selalu aktif menggerakkan dakwah di Masjid yang kita cintai ini dengan cara memakmurkan Masjid. Untuk itu, mari bersama tumbuhkan semangat meneladani Nabi Muhammad SAW dalam segala aspek kehidupannya,” jelasnya.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga menghadirkan Ustadz Jumadi selaku Muballigh. Adapun ceramah agama yang disampaikan bertujuan untuk meningkatkan iman dan takwa sekaligus menambah ilmu pengetahuan. Dalam tausiahnya, beliau menyampaikan ada empat kunci Isra Mi’raj yang perlu diketahui, yakni :
- Dirikanlah Sholat, jangan tinggalkan;
- Peristiwa yang mengabarkan kepada manusia bahwa akhirat itu ada dan nyata. Oleh karenanya, jangan pernah dzalim terhadap orang lain;
- Perjalanan Nabi dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa, mengajarkan agar senantiasa memakmurkan Masjid mulai anak-anak hingga dewasa;
- Dalam perjalanannya, Nabi melihat kebanyakan isi neraka adalah wanita (tabarruj, Wanita yang berpakaian tapi telanjang, tidak taat kepada suami).
“Dalam Isra Nabi Muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Kemudian Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Allah memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya secara langsung. Pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad juga dipertemukan dengan para Nabi sebelumnya, supaya beliau mengetahui bahwa Nabi sebelumnya pun mengalami masa-masa sulit, sehingga mampu menambah motivasi dan semangatnya,” terangnya.
Adapun hikmah yang dapat dipetik dalam peristiwa ini bukan hanya perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dalam waktu semalam, akan tetapi juga tentang iman, spiritualitas dan hubungan dengan Allah SWT.
Penulis : Pewarta Warga Mi